Rabu, 07 Maret 2012

Maret, Club Menulis STAIN Pontianak Launching Buku



Club Menulis Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak akan melaunching sejumlah buku pada bulan Maret mendatang.
Menurut Ketua Panitia Launching Farninda Aditya mengatakan launching akan dilaksanakan di kampus STAIN Pontianak pada 22 Maret 2012. Pilihan launching bulan Maret untuk menyesuaikan dengan kegiatan akademik mahasiswa.
Mengenai berapa buku yang akan dilaunching, masih belum dipastikan. Tetapi Farninda memastikan jumlah buku kali ini lebih banyak dari launching akhir tahun 2011.
“Setidaknya dalam launching ini ada belasan buku”.
Launching kali ini lebih istimewa karena beberapa buku adalah karya sendiri anggota Club. Buku anggota club yang ditulis sendiri antara lain kumpulan puisi berjudul “Tuhan Baru” ditulis oleh Mahadaya Senja. Kumpulan puisi berjudul “Puisi di Bawah Nol” ditulis oleh Umi Rahayu. Kumpulan cerpen berjudul “Izinkan Aku Menjadi Surgamu” ditulis oleh Mahmud Alfikri. Kumpulan essay berjudul “Otakku Cenat Cenut” ditulis oleh Farninda Aditya. Kumpulan essay berjudul “Polling in Lope” ditulis oleh Marsita Riandini.
Buku yang ditulis bersama antara lain kumpulan puisi, kumpulan cerpen Islami, cerpen ibu, cerpen latar belakang kampung, novel bersama, dan kisah perjalanan.
Selain buku karya anggota Club Menulis itu, ada juga buku bukan anggota club yang diluncurkan kali ini.
“Pak Ibrahim, akan melaunching dua buku. Selain itu, mahasiswa Pascasarjana STAIN juga ada beberapa buku dan teman-teman dari Balai Bahasa Pontianak satu buku,” ungkap Farninda.
Buku Pak Ibrahim adalah kumpulan catatan lapangan sejumlah dosen STAIN Pontianak yang melakukan penelitian singkat di Parit Wak Gattak, Pal IX. Buku lain adalah Pantang Larang dalam Masyarakat Melayu di Nanga Jajang, Kapuas Hulu. Buku ini merupakan buku hasil penelitiannya bersama rekannya di Malay Corner.
Buku mahasiswa pasca sarjana adalah buku berisi kumpulan essay mereka ketika mengikuti kuliah Isu-isu Strategis Pendidikan Islam di PPS STAIN Pontianak. Jumlah buku yang sudah siap ada lima buku yang masing-masing diedit oleh Eltin Yunaidar, Yan Basri, Sri Wahyuni, Sri Rahayu, dan Ria Sukma Dewi.
Launching kali ini adalah launching keempat kalinya dilakukan Club Menulis STAIN Pontianak. Pada awal Januari tahun ini (2012) Club Menulis melaunching buku Tionghoa di Kalimantan Barat, Catatan Lapangan dari Sungai Kakap. Pada bulan Oktober 2011 Club Menulis melaunching 13 buku. Sedangkan pada tahun 2010 Club Menulis melaunching 6 buku.  (rilis).

Karya yang Membuat Semuanya Senang Oleh: Farninda Aditya

nindafarnindaaditya.blogspot.com

Masih terasa, rasa senangnya. Meski sudah berhari-hari rasa senang itu pada menari-nari. Meski  sudah lewat banyak waktu dalam hitungan jam. Tapi, rasanya masih belum bisa juga hilang rasa senang itu. Ya, saya senang. Senang karena  13 buku yang menjadi target anggota Club Menulis terwujud.  Senang, karena launchingnya berhasil, senang juga warga kampus ikut serta dalam acara itu. Senang ini, tidak hanya sekedar senang saja, tetapi dibauri dengan rasa lega.  Seperti hal-hal tadi, lega karena 13 buku yang menjadi target terwujud. Lega karena launching berhasil. 

Rasanya semua yang terwujud ini bukan hanya  untuk kesenangan saja. Tetapi, ada tanggung jawab yang juga ikut dalam proses mewujudkan itu semua. Itulah yang saya rasakan. Sebagai anggota dalam suatu komunitas, yeng pekerjaannya memang bergelut dengan dunia kepenulisan yang menghasilkan karya tulis, dalam bentuk buku utamanya. 

Sebab itulah, saya juga mesti menyadari, keikutsertaan saya di komunitas ini memang harus menghasilkan karya. Itu komitmen yang sudah disepakati secara tidak langsung. Sudah ada dalam diri.  Ikut komunitas yang begini mesti ada karyanya. Karya yang mengabadikan sejarah katanya. Karya yang menuangkan jutaan  kalimat-kalimat. 

Jadi, wajar saja rasanya, ketika semua itu telah terpenuhi rasa lega pun menyeruak. Tanggung jawab sebagai anggota juga sudah saya penuhi. Satu pekerjaan sudah selesai. Jika diibaratkan hutang, hutangnya sudah dilunasi. Leganya pun pasti tak tanggung-tanggung. Tapi, tidak boleh disama-samakan dengan adanya beban. Atau dijalankan karena sudah terlanjur menjadi anggota, jadi mesti memenuhi tanggung jawab. Bagi saya semua ini dijalankan juga karena senang. Semua karena suka. Akhirnya saat karyanya benar-benar tercipta, setelah semua pekerjaan dikerjakan. Rasa, pikiran, tenaga dan waktu diberikan. Saya juga yang merasakan kesenangan itu. Berkarya itu, bukan untuk pertama dan terakhir. Bukan pula untuk mencari kepuasan. Tapi lebih pada mengartikan proses kehidupan . Tepatnya  begitu .
Semuanya juga terlihat senang. Teman-teman di Club, para undangan, Pembina, pembimbing, juga mereka yang ditulis. Termasuk Pak Soedarto yang mengusulkan kami untuk menulis profile pak Abror. Pak Darto bilang, dia senang karena ada wajah pak Abror di buku Club ini. Buku yang berjudul Abdurrachman Abror: Guru Semua Orang. Sesepuh STAIN ini pun, mengatakan bahwa ia akan memberi perhatian khusus pada Club.  Senangya. 

Selain itu, saat kami mengudara di Radio Mujahidin, program I Love Book kalau tidak salah namanya. Mbak Ayu yang memandu juga terlihat takjub saat mendengar judul buku Eksotika Pontianak dan Geliat Ekonomi Pontianak. Mbak Ayu bilang, apakah launching ini ada hubungannya dengan Ulang Tahun Pontianak. Rasanya tidak berlebihan, saat itu saya menjawab kalau ini bisa dikatakan sebagai kado untuk Pontianak.  Semoga Pak Wali jug senang.